Saturday, December 22, 2012

surat untuk ibu


Aduh ibu tunggu sebentar aku masih rapat ini, nanti aku telefon kesana ya.”

Kalimat seperti inilah yang biasa terucap dari ku apabila ibu menelefon saat saya sedang ada kesibukan di kampus. Ya saya adalah seorang mahasiswi yang sama seperti mahasiswi atau mahasiswa lainnya dalam masa sedang bersifat idealis. Seorang aktivis kampus dan selalu berkutat dengan rapat dan begadang semalam suntuk untuk melanjutkan tugas kuliah. Waktu 24 jam saja rasanya kurang untuk menjalankan kesibukan dalam satu hari. Rela tidak tidur hanya untuk tugas kuliah dan tugas organisasi. Tapi selalu terlupakan begitu saja janjiku saat ibu menelefon bahwa aku akan menelefon kembali disaat semua urusan kuliah dan organisasiu selesai, tapi yang terjadi adalah saya terlelap ketika semua tugas itu selesai.

                “Nak, lagi apa? Gak kangen sama ibu? Ibu kok kangen ya sama anak ibu yang cantik ini?”

                Setiap smartphone saya berdering dan ternyata itu SMS dari ibu, selalu begini isi dari SMS beliau. Selalu sama formatnya, malah saya pikir ibu sudah punya draft SMS seperti ini untuk anaknya. Tapi sepertinya saya juga sama memiliki draft  sikap yang sama dalam membaca SMS tersebut “yasudah nanti saja dibalasnya”. Beda sekali ketika mendapat SMS JARKOM (Jaringan Komunikasi) ada rapat dadakan, serasa terdapat bencana yang harus ditanggulangi buru-buru dibalas secepat kilat dan langsung datang tepat waktu.

                “Ibu telepon sekarang juga dong.Bu, langsung telefon ya.”

                Setiap orang pasti pernah mendapatkan kesulitan. Kebetulan dulu saat saya belum menjadi anak rantau teman curhat saya adalah ibu. Saya selalu menemukan solusi permasalahan dari ibu. Jadi bagaimanapun saat saya bercerita pada teman dan tidak ada solusi maka saya tetap selalu mencari ibu. Dalam secepat kilat ibu saat itu walupun sedang menyetir mobil pun tetap akan menelefon saya. Saat itu juga ibu akan mendengar keluh kesah saya, apapun itu permasalahannya, organisasi, kehidupan, maupun masalah akademik. Begitu berbeda sekali sikap ibu dengan sikap saya. Saat berkeluh kesah pun apabila ibu sedikit memeberi omelan maka saya pun langsung berbicara dengan nada tinggi dan membantah. Setelah saya berubah mood menjadi buruk ibu tidak akan terpancing ikut marah seperti saya. Beliau pasti bertanya “ Apakah kiriman uang sudah habis? Jangan terlalu pelit sama diri sendiri nduk. Kalau kiriman dari ibu kurang bilang saja ya.”

                Beginalah selalu berulang sistem komunikasi saya dengan ibu. Saya pernah tersadar ini tidak baik, tetapi itu hanya berjalan beberapa bulan saja. Setelah itu kembali sifat saya. Kalau melihat teman yang daerah rumahnya tidak jauh dari kampus dan mereka dengan mudah sekali untuk pulang ke rumah, sebenarnya saya kangen sama orang tua saya terutama dengan ibu. Betapa saya salah sekali bersikap itu kepada ibu.                Kalau saya bisa jujur sama ibu, saya sibuk di kampus, entah itu sibuk menjadi seorang kepala departemen di organisasi ataupun sibuk dengan tugas mata kuliah, itu semua kulakukan untuk ibu ku tersayang di rumah. Saya bingung segala kasih sayang ibu selama ini harus saya balas dengan apa? Sembilan bulan mengandung, melahirkan dengan taruhan nyawanya, dan memebesarkan dengan segala tenaganya agar nantinya saya dapat menjadi anak yang mebanggakan.
                Saya terlalu memikirkan bagaimana agar ibu bisa bangga punya anak saya, tapi saya lupa bagaimana semestinya saya memperlakukan ibu. Maaf ibu seharusnya yang pertama saya harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana bersikap kepada ibu barulah saya berpikir bagaimana ibu bisa bangga kepada saya. Tapi jujur saya melakukan kegiatan disini semua hasilnya untuk ibu. Saya disini juga dalam proses belajar menjadi calon ibu yang super seperti ibu yang selalu super untuk saya.
                Hanya dapat berkata maaf dan terimaksih untuk ibuku tersayang di rumah sana. Terimakasih atas segala kasih sayang mu ibu, bentuk perhatianmu, bentuk pedulimu, dan maaf ibu atas segala sifatku. Maaf aku mungkin belum bisa membalas semua yang telah ibu korbankan, tapi aku harap transkrip Indeks Prestasi (IP) dan kabar saya aktif di kampus dapat mengukir senyuman indah dibibir ibu yang akan ibu perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah berhenti doaku untuk ibu disana. Selamat hari Ibu untuk ibu ku tersayang ! J

No comments:

Post a Comment