Aduh ibu tunggu sebentar aku
masih rapat ini, nanti aku telefon kesana ya.”
Kalimat seperti inilah yang
biasa terucap dari ku apabila ibu menelefon saat saya sedang ada kesibukan di
kampus. Ya saya adalah seorang mahasiswi yang sama seperti mahasiswi atau
mahasiswa lainnya dalam masa sedang bersifat idealis. Seorang aktivis kampus
dan selalu berkutat dengan rapat dan begadang semalam suntuk untuk melanjutkan
tugas kuliah. Waktu 24 jam saja rasanya kurang untuk menjalankan kesibukan
dalam satu hari. Rela tidak tidur hanya untuk tugas kuliah dan tugas
organisasi. Tapi selalu terlupakan begitu saja janjiku saat ibu menelefon bahwa
aku akan menelefon kembali disaat semua urusan kuliah dan organisasiu selesai,
tapi yang terjadi adalah saya terlelap ketika semua tugas itu selesai.
“Nak,
lagi apa? Gak kangen sama ibu? Ibu kok kangen ya sama anak ibu yang cantik ini?”
Setiap
smartphone saya berdering dan
ternyata itu SMS dari ibu, selalu begini isi dari SMS beliau. Selalu sama
formatnya, malah saya pikir ibu sudah punya dra“ft
SMS seperti ini untuk anaknya. Tapi sepertinya saya juga sama memiliki draft
sikap yang sama dalam membaca SMS tersebut “yasudah nanti saja
dibalasnya”. Beda sekali ketika mendapat SMS JARKOM (Jaringan Komunikasi) ada
rapat dadakan, serasa terdapat bencana yang harus ditanggulangi buru-buru
dibalas secepat kilat dan langsung datang tepat waktu.
“Ibu
telepon sekarang juga dong.Bu, langsung telefon ya.”
Setiap
orang pasti pernah mendapatkan kesulitan. Kebetulan dulu saat saya belum
menjadi anak rantau teman curhat saya adalah ibu. Saya selalu menemukan solusi
permasalahan dari ibu. Jadi bagaimanapun saat saya bercerita pada teman dan
tidak ada solusi maka saya tetap selalu mencari ibu. Dalam secepat kilat ibu saat
itu walupun sedang menyetir mobil pun tetap akan menelefon saya. Saat itu juga
ibu akan mendengar keluh kesah saya, apapun itu permasalahannya, organisasi,
kehidupan, maupun masalah akademik. Begitu berbeda sekali sikap ibu dengan
sikap saya. Saat berkeluh kesah pun apabila ibu sedikit memeberi omelan maka
saya pun langsung berbicara dengan nada tinggi dan membantah. Setelah saya
berubah mood menjadi buruk ibu tidak
akan terpancing ikut marah seperti saya. Beliau pasti bertanya “ Apakah kiriman
uang sudah habis? Jangan terlalu pelit sama diri sendiri nduk. Kalau kiriman dari ibu kurang bilang saja ya.”
Beginalah
selalu berulang sistem komunikasi saya dengan ibu. Saya pernah tersadar ini
tidak baik, tetapi itu hanya berjalan beberapa bulan saja. Setelah itu kembali
sifat saya. Kalau melihat teman yang daerah rumahnya tidak jauh dari kampus dan
mereka dengan mudah sekali untuk pulang ke rumah, sebenarnya saya kangen sama
orang tua saya terutama dengan ibu. Betapa saya salah sekali bersikap itu
kepada ibu. Kalau
saya bisa jujur sama ibu, saya sibuk di kampus, entah itu sibuk menjadi seorang
kepala departemen di organisasi ataupun sibuk dengan tugas mata kuliah, itu
semua kulakukan untuk ibu ku tersayang di rumah. Saya bingung segala kasih
sayang ibu selama ini harus saya balas dengan apa? Sembilan bulan mengandung,
melahirkan dengan taruhan nyawanya, dan memebesarkan dengan segala tenaganya
agar nantinya saya dapat menjadi anak yang mebanggakan.
Saya
terlalu memikirkan bagaimana agar ibu bisa bangga punya anak saya, tapi saya
lupa bagaimana semestinya saya memperlakukan ibu. Maaf ibu seharusnya yang
pertama saya harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana bersikap kepada ibu
barulah saya berpikir bagaimana ibu bisa bangga kepada saya. Tapi jujur saya
melakukan kegiatan disini semua hasilnya untuk ibu. Saya disini juga dalam
proses belajar menjadi calon ibu yang super seperti ibu yang selalu super untuk
saya.
Hanya
dapat berkata maaf dan terimaksih untuk ibuku tersayang di rumah sana.
Terimakasih atas segala kasih sayang mu ibu, bentuk perhatianmu, bentuk
pedulimu, dan maaf ibu atas segala sifatku. Maaf aku mungkin belum bisa
membalas semua yang telah ibu korbankan, tapi aku harap transkrip Indeks
Prestasi (IP) dan kabar saya aktif di kampus dapat mengukir senyuman indah
dibibir ibu yang akan ibu perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah berhenti
doaku untuk ibu disana. Selamat hari Ibu untuk ibu ku tersayang ! J
No comments:
Post a Comment